Pages

Thursday, November 17, 2011

95 Minit Mendebarkan, Perlukah Terlalu Extreme?


Akhirnya pasukan bola sepak muda Malaysia telah berjaya menewaskan pasukan muda Indonesia dengan jaringan 1-0. Pasti ramai diantara kita yang tidak senang duduk sepanjang tempoh 95 minit permainan menentang Indonesia ini. Kemenangan ini pastinya menaikkan moral dan maruah apabila ribuan penyokong Indonesia mengeluarkan pelbagai bunyi bising dengan sengaja tidak menghormati apabila lagu Negaraku berkumandang. Bagaimanapun tabik springgg...tentunya kepada barisan permain negara yang tetap bersemangat menyanyikan lagu Negaraku meskipun dengan muzik yang tenggelam timbul oleh keriuhan hiruk pikuk lautan manusia.  

Bagaimanapun kita sering tidak peduli semua itu atau mungkin ini satu ekspresi bahawa rakyat Malaysia lebih matang dan tidak mahu membuang masa untuk memperjuangkan hal-hal remeh atau bersifat kebudak-budakan.

Pernah membaca satu artikel dalam laman blog penyanyi popular Indonesia Marcell Siahaan yang khusus menulis hal ini yang bertajuk: NASIONALISME? berikut sedikit dipetik antara kandungan tulisan beliau yang saya anggap seorang rakyat yang berpandangan jauh, relevan dan matang.

Marcell

Ngomong-ngomong, apa sih sebenarnya nasionalisme?

Apakah dengan sok-sokan melakukan aksi '
sweeping' warga negara Malaysia yang dilakukan di daerah Menteng, Jakarta Pusat yang (memalukannya) ternyata hasilnya nihil karena tidak ada satupun orang Malaysia yang lewat? Apakah dengan berorasi sambil menyebarkan spanduk dan pamflet bertuliskan 'Malaysia=Malingsia'? Apakah dengan sok-sokan bakar-bakar bendera Malaysia (sedangkan di Malaysia tidak ada satupun yang melakukan hal yang sama) tanpa pernah memikirkan efeknya pada hubungan bilateral yang sudah terjalin baik sejak dulu? Apakah preman-preman (ya, PREMAN, karena mereka bukan aparat berwenang serta tidak punya dasar hukum yang kuat dan valid untuk melakukan sweeping sehingga lebih mirip tukang palak di terminal bis) kampungan yang melakukan sweeping ini memikirkan bahwa ada jutaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia dan tentunya ini akan berakibat buruk pada para pekerja Indonesia ini jika mereka dipulangkan? Karena saya yakin, preman-preman kampungan dan pahlawan-pahlawan pembela 'kebetulan' ini tentunya tidak akan pernah sanggup memberi makan (apalagi memberikan lapangan pekerjaan) kepada para TKI ini jika mereka dipulangkan. Ya, merekalah justru 'teroris-teroris' yang merusak citra bangsanya sendiri, yang membuat orang luar malas dan takut untuk datang ke Indonesia, yang membuat konser-konser musik mancanegara batal karenaTravel Warning, yang membuat rupiah kita melemah, yang menyengsarakan rakyatnya sendiri.

Jika ingin membaca lebih lanjut kunjungi blog rasmi beliau marcell.blogspot.com 

Sebagai negara yang berjiran malahan serumpun adalah lebih manis jika kita saling menghormati dan andai bersaing biarlah secara bermoral dan bijaksana. Apapun, pastinya dalam lebih 200 juta rakyat Indonesia hanya segelintir bersikap extreme ini dek terpengaruh dengan dakwaan-dakwaan negatif oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.



********

Saya punya beberapa orang sahabat dari Jakarta dan Bandung, ternyata hubungan kami tetap baik sehingga kini malahan saya pernah berkunjung ke rumah salah seorang daripada sahabat saya ini. Sepanjang di sana beliau juga banyak membantu termasuklah berusaha mendapatkan hotel dan pengangkutan bagi kemudahan kami. Terima kasih ibu Yuni.


2 comments:

eda said...

org malaysia biasa2 je diorg yg over sgt2 dah tu kalah buat muka nanti sok2 ada la lg ceta yg diorg reka..

Anonymous said...

x tguk bola!!!hehehehe sekali imbas ja la

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...